Jumat, 05 Desember 2014

BUMI SAKIT ( Ketika Memandang Kelakuan PT Freeport Indonesia di Timika-Papua)

BUMI SAKIT
Oleh Andrio Temorubun


Bumi diciptakan dengan baik dan segala sesuatu yang ada di dalamnya pun baik adanya. Kitab Suci mengisahkan bahwa proses penciptaan yang terdapat dalam kitab Kejadian merupakan hal yang baik, sebagaimana Allah melihat semuanya itu baik. Allah memberikan kekuasaan kepada manusia untuk berkuasa atas semua ciptaan, namun kekuasaan itu disalahgunakan demi keegoisan semata sehingga manusia harus jatuh ke dalam dosa.
Berawal dari revolusi industri pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19 di inggris yang ditandai dengan perkenalan mesin uap merupakan awal perubahan teknologi, sosioekonomi dan budaya. Revolusi industri diwarnai oleh ledakan produksi barang dalam jumlah banyak dan beragam dalam waktu singkat. Banyak negara yang masyarakatnya mengalami kemakmuran melalui proses industrialisasi tersebut. Namun bersamaan dengan itu, muncullah dampak negatifnya yang selama bertahun-tahun terus dibicarakan yaitu “pencemaran lingkungan” yang membuat bumi sakit. Bumi sakit karena hampir seluruh komponen bumi sudah tercemar yakni air, udara dan lingkungan.
Pencemaran air baik di laut maupun di darat sudah sejak lama terjadi. Pencemaran tersebut berasal dari limbah industri dan rumah tangga. Industri membuang berbagai macam polutan seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien, PAH (polyciclic-aromatic-hydrocarbon) dan PCB (ply-chlorinated-biphenyl) ke dalam air sehingga menyebabkan air menjadi beracun. Air tersebut menimbulkan mutasi genetik dan kanker serta bahaya lain bagi kesehatan makhluk hidup khususnya manusia. Pencemaran air tersebut merupakan masalah global yang membutuhkan perhatian intensif. Telah dikatakan dalam berbagai media massa bahwa air merupakan penyebab utama untuk kematian dan penyakit manusia. Diperkirakan lebih dari 14.000 orang setiap harinya harus meninggal karena air tersebut.
Udara yang kita hirup sekarang ini telah terkontaminasi oleh berbagai gas beracun. Pencamaran udara merupakan peristiwa masuknya polutan ke dalam lapisan udara yang mengakibatkan menurunnya kualitas udara. Polutan ialah gas dan asap yang berasal dari proses pembakaran oleh mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor yang mengakibatkan polusi udara. Gas dan asap itu mengandung carbon dioksida, chlorofluorocarbon (CFC), carbon monoksida, belerang oksida, sulfur dioksida dan lain sebagainya sehingga mengakibatkan hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global. Hal ini sangat berdampak pada kehidupan mahkluk hidup yang berorientasi pada bumi. Berbagai macam jenis penyakit terus menyerang manusia seperti asma, kerusakan otot dan jantung, kanker, katarak, iritasi pada paru-paru dan lain sebagainya. Dengan demikian, proses rantai makanan akan terputus dengan punahnya berbagai jenis mahkluk hidup. Hal ini akan sangat merugikan kita karena udara yang dihirup secara gratis tidak mampu dijaga sehingga kita harus membayar mahal untuk bernafas melalui tabung oksigen yang telah disediakan bi berbagai Rumah Sakit.
Dahulu hutan hanya berfungsi sebagai penyediaan kayu bakar dan  gudang kayu konstruksi rumah serta pertambangan. Namun hal itu berubah setelah memasuki era industri. Hutan mulai difungsikan sebagai penghasil bahan baku kebutuhan-kebutuhan, seperti kertas, kayu lapis, bantalan kereta api. Bahkan sekarang hutan dibabat habis untuk pemekaran kota dan industri. Kerusakan ini terus berkembangan hingga menjadi sekarat sehingga di mana-mana terjadi banjir dan longsor. Tercatat bahwa pada beberapa tahun terakhir ini hutan Indonesia telah habis terbabat hingga 3,7 juta ha. Tidak mengeherankan jika pada tahun 2008 lalu Indonesia dianugerahi Certificate Guinnes World Records sebagai Perusak Hutan Tercepat di Dunia. sungguh memalukan, mau berbangga hati atau bermalu hati atas penghargaan tersebut.


Penulis: Mahasiswa STFT-Fajar Timur Abepura Papua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar