Jumat, 05 Desember 2014

EKSPLOITASI SUMBER DAYA DI PAPUA DENGAN PEDEKATAN DARI ATAS KE BAWAH 1989-2010


Eksploitasi sumber daya di Papua dengan pendekatan dari atas ke bawah 1989-2010

Berikut adalah sebagian kasus yang dilaporkan
dalam terbitan berkala DTE selama lebih dari
22 tahun terakhir. Angka dalam kurung
mengacu pada edisi terbitan berkala terkait.
Daftar ini tidak lengkap, tetapi memberikan
indikasi besarnya kerusakan sumber daya Papua
dalam beberapa dekade terakhir.

1989: Marubeni dari Jepang dijadwalkan
untuk mulai mengimpor kayu serpih dari
daerah hutan bakau di Teluk Bintuni sebagai
bagian dari proyek bersama PT Bintuni
Utama Murni yang mencakup kegiatan
pabrik kayu serpih di Pulau Amutu Besar.Tak
ada AMDAL, dan konsesi itu tumpang tindih
dengan area hutan konservasi (1). Di Jepang
protes terhadap proyek itu dilancarkan oleh
JATAN dan FoE Jepang (6).

Scott Paper melanjutkan rencana
pembukaan perkebunan dan proyek bubur
kayu di Merauke setelah mendapat
persetujuan pemerintah pada bulan Oktober
1988 (1). Surat protes dilayangkan oleh
sejumlah ORNOP (2) dan aksi protes juga
dilancarkan di Jakarta (3). Perusahaan
akhirnya menarik diri dari proyek tersebut
(6).

Perusahaan Finlandia Rauma-Repola Oy
tengah menjajaki kerja sama patungan dengan
PT Furuma Utama Timber Co, untuk
mengembangkan proyek kertas dan bubur
kayu di Papua (6).


Konglomerat Indonesia PT Garuda Mas
melakukan studi kelayakan untuk pabrik
pemrosesan sagu di distrik Sorong (1). PT
Sagindo Sari Lestari telah membangun
pabrik sagu di Bintuni-Manokwari (4)

Enam puluh enam dari 77 pemegang HPH
dilaporkan telah menghentikan kegiatan
penebangan mereka (1). Perusahaan Australia
McLean Ltd berencana untuk melakukan
penebangan di atas lahan HPH seluas 60.000
hektare di daerah Mamberamo melalui kerja
sama dengan PT Sansaporinda, yang disebut
Mamberamo Forest Products (5).

BUMN PT Aneka Tambang berencana untuk
membuka tambang nikel di Pulau Gag dengan
dukungan finansial dari Queensland Nickel
Joint Venture, Australia (3).

Ekspansi besar-besaran terjadi di tambang
Freeport dengan peningkatan produksi
emas sebanyak tiga kali lipat dari 5 ton
menjadi 15 ton dalam 3 tahun ke depan dan
produksi konsentrat tembaga dari 25.000
ton menjadi 40.000 ton per hari. Freeport
merayakan ulang tahunnya yang ke 21 sambil
meraup keuntungan terbesar yang pernah
dicapai. Seorang pekerja medis melaporkan
telah terjadi 143 kecelakaan kerja yang serius
dan 4 kematian dalam 3 tahun terakhir (5).

Perusahaan patungan penebangan hutan
Korea Selatan-Indonesia, You Liem Sari
(anak perusahaan You One Construction)
dan PT Kebun Sari telah menghancurkan
penghidupan 90 keluarga di Muris, dekat
Jayapura (6).


1990: Investigasi oleh kantor berita Jepang,
Kyodo, menemukan bukti pembalakan liar di
Teluk Bintuni oleh Bintuni Utama Murni
Wood Industries yang didukung oleh
Marubeni (7). Di Teluk Bintuni, pemilik
tanah suku Iraturu menuntut royalti dari
perusahaan, sementara kampanye terhadap
keterlibatan Marubeni dalam perusakan
hutan bakau terus berlanjut di Jepang (10).
Perusahaan itu diperintahkan untuk
menghentikan kegiatannya dan didenda oleh
Menteri Kehutanan karena pembalakan liar
(11).

Perusahaan minyak Amerika Serikat Conoco
akan melakukan pengeboran sumur minyak
yang konon terbesar di Papua di daerah
Kepala Burung sesuai dengan perjanjian bagi
hasil dengan perusahaan minyak negara
Pertamina (8).

Pengapalan pertama ke Jepang tepung sagu
yang diproduksi oleh Sagindo Sari Lestari
melalui kegiatannya di Teluk Bintuni.
Perusahaan itu mengumumkan rencana
untuk mendatangkan 200 keluarga
transmigran untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja. (9).

Freeport melakukan negosiasi untuk
memperluas kawasan kontrak menjadi 20
kali lebih besar dari luas awalnya. (10).
Ornop Indonesia SKEPHI melaporkan bahwa
77 pemegang HPH sudah mendapatkan 12,9
juta hektare dan mengatakan bahwa 70%
dari hutan Papua seluas 41,8 juta hektare
telah dialokasikan untuk berbagai jenis
eksploitasi (penebangan hutan, pembangunan
waduk, lokasi transmigrasi, perkebunan,
pertambangan dan minyak) (10).

PT Yapen Utama Timber siap
menghancurkan hutan perawan Pulau Yapen
dan penghidupan masyarakat di pulau itu
(10).

Pemerintah memberikan lampu hijau kepada
19 pabrik bubur kayu baru, empat di
antaranya berada di Papua (11).

2009: Komitmen perubahan iklim BP untuk
proyek Tangguh dicermati lebih dekat
seiring dengan akan beroperasinya proyek
gas itu. Sekitar 3 juta ton karbon dioksida
akan dilepaskan per tahun, menurut
dokumen AMDAL (80-81).

Freeport mengakui bahwa perusahaan itu
masih membayar militer Indonesia (80-81).
Adanya penembakan-penembakan yang
mengakibatkan korban tewas di dekat
pertambangan memicu organisasi masyarakat
sipil setempat untuk menyerukan dialog
damai guna menyelesaikan konflik di Papua.
Warga Amungme selaku pemilik tanah
mengajukan gugatan baru terhadap Freeport
dan menuntut ganti rugi sebesar US$30
miliar untuk perusakan lingkungan hidup dan
pelanggaran HAM (82).

Sedikitnya 3 perusahaan eksplorasi
pertambangan Australia mencari kandungan
tembaga dan emas besar di Papua, yaitu
Hillgrove Resources di distrik Sorong dan
Manokwari, Arc Exploration Ltd (dahulu
Austindo Resources Corporation) di Teluk
Bintuni, melalui perusahaan bernama PT
Alam Papua Nusantara, dan Nickelore
Ltd, di daerah yang berbatasan dengan
konsesi Freeport (82).

Pemerintah Provinsi Papua mengumumkan
rencana untuk membangun waduk
pembangkit listrik tenaga air di Komauto
untuk memasok listrik, mendukung proyek
semen di Timika serta pembangunan
pariwisata di Paniai (83).


2010: Pemerintah menargetkan lahan seluas
250.000 hektare untuk perkebunan tanaman
industri dan tanaman rakyat pada tahun
2010-2014 dari total jumlah 2,7 juta hektare
dalam skala nasional. Hutan yang baru
merupakan bagian dari strategi pemerintah
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
(84).

Penebangan liar dianggap sebagai penyebab
banjir bandang di distrik Wasior yang
menelan banyak korban. (87).

Perusahaan Cina, Far East, ingin menanamkan
modal dalam pertambangan batu bara di 5
daerah di distrik Manokwari (87).Timika and
support tourism development in Paniai (83).

Artikel selengkapnya dapat dilihat di:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar